Secara Etimologis : Hyginiene (inggris) dari kata Hygea (nama seorang dewi dalam kepercayaan Yunani kuno yang bertugas mengurus masalah kesehatan manusia). Hygea kemudian menjadi Hygiene yang menunjukan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan. Sehingga memunculkan pengertian dari kesehatan mental :
• M. Surya (1976) mengatakan bahwa Kesehatan Mental adalah usaha-usaha yang dilakukan agar tercapai mental yang sehat (mental health)
• Carl Witherington (dalam Yusuf. 2004) : Ilmu pemeliharaan kesehatan mental atau sistem tentang prinsip, metode, dan teknik dalam mengembangkan atau meningkatkan mental yang sehat.
• Hadfield (dalam Yusuf, 2004) : Upaya memelihara mental yang sehat dan mencegah mental yang tidak sehat.
1. Era Pra Ilmiah
a. Kepercayaan Animisme, orang primitif percaya angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, pohon tumbuh merupakan pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda tersebut.
b. Kemunculan Naturalisme, perubahan sikap terhadap tradisi terjadi pada zaman Hipocrates. Dia menolak pengaruh roh, dewa, setan, atau hantu sebagai penyebab sakit, dengan mengatakan bahwa “jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, mencium bau amis darah, tetapi tidak akan menemukan roh atau setan yang melukai badan anda”. Perkembangan selanjutnya, Philipe Pinel (Dokter Perancis 1745-1826) di RS Bicetre di Paris menggunakan filsafat politik dan sosial untuk memecahkan masalah mental dengan cara merantai, mengikat ke tembok atau tempat tidur pasien.
2. Era Ilmiah Modern
Ditandai dengan perubahan sikap dan cara pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), dengan berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika (1783), yang berpengaruh pada lahirnya kesehatan mental. Tokoh perintisnya adalah Dorothea Lynde Dix (pioneer selama 40 tahun berjuang untuk memberikan pengobatan terhadap individu-individu “gila” secara lebih manusiawi) dan Clifford Whittingham Beers (berjasa dalam mengembangkan gerakan kesehatan mental dekade 1876-1943, dinobatkan sebagai “The founder of mental hygiene movement” karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi karena dipengaruhi pengalamannya sebagai pasien RSJ yang diperlakukan keras dan kasar). Tahun 1908 Beers menulis aotobiografi “A mind that found it sell”, isinya koreksi terhadap program, pelayanan, atau treatment kepada pasien di RS yang kurang manusiawi, reformasi terhadap lembaga-lembaga yang memberikan perawatan gangguan mental, maka timbul gerakan kesehatan mental (Mental Hygiene).
Dekade 1900-1909 berdiri organisasi kesehatan mental American Social Hygiene Association (ASHA) dan American Federation for Sex Hygiene. Tanggal 3 Juli 1946 “The National Mental Health Act” di USA ditandatangani, berisi program-program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.
Tahun 1950, organisasi kesehatan mental bertambah di USA, seperti National Association for Mental Health, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation.
Tahun 1975, gerakan kesehatan mental terus berkembang. Untuk wilayah International (dunia) ada gerakan “The World Foundation for Mental Health”, dan “The World Health Organization”.
Senin, 21 Maret 2011
sejarah kesehatan mental
Diposting oleh Restu Aska di 2:56:00 PM 0 komentar
gambaran kepribadian sehat
a. Psikoanalisa
Melihat alam bawah sadar, masa lalu, mimpi, bahwasanya setiap individu itu “sakit”.
• Mengabaikan potensi yang dimiliki individu.
• Melihat sisi negatif, kodrat manusia itu neurosis dan psikosis.
• Memberikan gambaran pesimistis, manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa lalu.
b. Behavioristik
Banyak tingkah laku yang membentuk kepribadian dikondisikan melalui sejarah belajar individu pada masa kecil, lingkungan individu membantu mempertahankan tingkah laku tersebut, Modeling (meniru).
John lock : “manusia lahir seperti kertas putih” (perkembangannya ditentukan oleh lingkungan dimana ia berada)
• Karena hanya merespon apa yang lingkungannya berikan, maka individu dikatakan tidak memiliki sikap diri.
Diposting oleh Restu Aska di 2:53:00 PM 0 komentar
definisi kesehatan mental
Terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa serta mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, maupun dengan masyarakat. Juga bisa mengmbangkan dan memanfaatkan segala potensi untuk keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa.
Diposting oleh Restu Aska di 2:47:00 PM 0 komentar
Senin, 21 Februari 2011
KESEHATAN MENTAL
KESEHATAN MENTAL
1.Pengertian
4 madzab keilmuan yang memberikan definisi kesehatan mental
Menurut erikson ( psikososial ) : Konsep sehat sendiri mempunyai arti yang sangat luas. Sehat bukan sekedar berarti tidak sakit melainkan pengertiannya bisa lebih luas dari itu. Menurut kamus bahasa Indonesia modern, kata sehat berarti : dalam keadaan yang baik sekujur badan serta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit, dalam keadaan waras ; mendatangkan kebaikan pada badan ; baik dalam keadaan biasa atau normal pikirannya; berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam definisi lain,sehat adalah kondisi seseorang dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerja sama dengan baik,sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan kata mental atau mentalitas berarti : cara berfikir dan berperasaan (afeksi,kognisi,dan konasi). Dengan kata lain mengacu pada kondisi internal individu.
Kes-Men : Metode / usaha-usaha untuk mencapai mental yang sehat.
Kesehatan Mental menurut WHO, seseorang yang sehat mental/jiwanya : merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, menerima orang lain apa adanya (ber-empati dan tidak berprasangka) , serta bersikap positif terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
Kes-Men juga dapat dilihat dari berbagai Aspek : Intelektual, Sosial, Spiritual-Moral, Emosional.
MESANA EN CORPORESANO : Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa yang Kuat
CORPORESANO EN MENASA : Dalam Jiwa yang Kuat terdapat Tubuh Yang Sehat ( sumber : gunadarma.ac.id )
Alexander Schneider , ilmu Kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidak kemampuan menyesuaikan diri.
Samson, sin dan hofilena ; ilmu kesehatan mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi fungsi mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi mental yang sehat dan mencegah ketidak mampuan menyesuaikan diri atau kegiatan kegiatan mental yang kalut
DB Klein ; Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang bertujuan untuk mencegah penyakit mental dan mengingkatkan kesehatan mental
Louis P Thrope ; ilmu kesehatan mental adalah tahap psikologi yang bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesehatan mental.
Periodesasi perkembangan ilmu kesehatan mental :
Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll
Zaman peradaban awal
1. Phytagoras ( orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental )
2. Hypocrates ( Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental
3. Plato , menurutnya gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa
Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara eropa , para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul
ERA PRA ILMIAH
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.
2. Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, “Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.
B. ERA MODERN
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunaticseorang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dancara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai “The Founder of the MentalHygiene Movement†dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.
2. Tujuan
Bebarap tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi
1) Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, investigasi, eksperimen, penayangan kasus-kasus, diagnosis, dan pengobatan
2) Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya
3) Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental
4) Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan mental.
Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation forMental Health dan The World Health Organization. ( sumber : http://riani-fajrin.blogspot.com/2010/04/ kesehatan-mental.html )
Sebuah ilmu dengan objek telaah perilaku manusia tidak dapat berdiri sendiri. Jelaskan ilmu apa saja kah yang berperan dalam memahami kesemen menjadi lebih komprehensif :
1.Antropologi kesehatan
2.Psikologi kesehatan
3.Sosial kesehatan
Menurut Weaver :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1)
Psikologi Kesehatan juga mempelajari aspek-aspek psikologis dari pencegahan dan perawatan sakit. Seorang psikologi kesehatan misalnya, membantu mereka yang bekerja di lingkungan yang memiliki tingkat stress yang tinggi untuk mengelola stress dengan efektif, sehingga tekanan yang dialami di lingkungan kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka. Seorang psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita suatu penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan penyakit tersebut atau untuk mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang merawatnya. ( http://evantherapy.wordpress.com/2010/03/20/memahami-psikologi-kesehatan/ )
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1)
A. KETERKAITAN PENYESUAIAN DIRI DENGAN KESEHATAN MENTAL
(1) Kesehatan mental merupakan kunci dari penyesuaian diri yang sehat
(2) Kesehatan mental merupakan bagian integral dari proses adjusment secara keseluruhan
(3) Kualitas mental yang sehat merupakan fundamen yang penting bagi good adjusment
B. PENYESUAIAN YANG NORMAL (WELL ADJUSMENT)
Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang normal, yang baik, apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama. Penyesuaian yang normal ini memiliki karakteristik sebagai berikut (Schneiders, 1964: 2740276)
1. Absence of excessive emotionality (terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan, merugikan, tidak mampu mengontrol diri)
2. Absence of psychological mechanisme (terhindar dari mekanisme-mekanisme psikologis, seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi, dsb)
3. Absence of the sense of personal frustration (terhindar dari perasaan frustasi atau kecewa karena tidak terpenuhinya kebutuhannya)
4. Rational deliberation and self-direction (memiliki pertimbangan rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang matang dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil)
5. Ability to learn (mampu belajar, mampu mengembangkan dirinya dalam upaya memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah)
6. Utilization of past experience (mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, bercermin ke masa lalu baik yang terkait dengan keberhasilan maupun kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik)
7. Realistic, objective attitude (mampu menerima kenyataan yang dihadapi secara wajar, mampu menghindari, merespon situasi atau masalah secara rasional, tidak didasari oleh prasangka buruk)
C. PENYESUAIAN YANG MENYIMPANG
1. Reaksi Bertahan (deference reaction = flight from self)
Orang ini berusaha mempertahankan diri sendiri, seolah-olah tidak mengalami kegagalan, menutupi kegagalan, atau kelemahan dirinya dengan cara-cara atau alasan-alasan tertentu.
Mekanisme pertahanan diri ini dilatarbelakangi oleh dasar-dasar psikologis, seperti :
a. Inferiority (inferioritas = perasaan rendah diri)
b. The sense of inadequacy (perasaan tidak mampu)
c. The sense of failure (perasaan gagal)
d. The sense of guilt (perasaan bersalah)
Mekanisme pertahanan memiliki beberapa bentuk, yaitu seperti berikut :
a. Kompensasi
Merupakan usaha-usaha yang biasanya tidak disadari untuk menutupi keterbatasan atau kelemahan dengan cara megembangkan respon-respon yang dapat mengurangi ketegangan dan frustasi sehingga dapat meningkatkan penyesuaian individu.
b. Sublimasi
Pengarahan energi-energi drive atau motif secara tidak sadar ke dalam kegiatan-kegiatan yang dapat diterima secara sosial maupun moral.
c. Rasionalisasi
Sebagai upaya mereka-reka alasan untuk menutupi situasi tidak nyaman, tidak dapat diterima, atau merusak, keutuhan pribadi (ego) atau status.
d. Sour Grape (anggur masam)
Sikap menipu diri sendiri (self-deception), sikap sour grape ini merupakan indikasi ketidakmampuan dan kelemahan kepribadian karena mendistori kenyataan.
e. Egosentrisme dan Superiority
Perbuatan pura-pura yang tidak disadari untuk mencapai kualita superior, dan usaha untuk menyembunyikan inferioritasnya.
f. Introjeksi dan Identifikasi
Pertahanan diri ini berusaha untuk memelihara atau melindungi ego dari kelemahannya. Introjeksi merupakan mekanisme dalam mana individu berusaha mengasimilasi kualitas-kualitas yang diingini atau disenangi dari orang lain / kelompok.
g. Proyeksi dan Sikap Mencela
Mekanisme pertahanan diri dimana individu melepas dirinya keadaan yang tidak diinginkan dengan cara mengkambinghitamkan orang lain atau sesuatu dengan penyebabnya.
h. Represi
Merupakan proses penekanan pengalaman, dorongan, keinginan, atau pikiran yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan sosial ke alam tak sadar, akrena hali itu mengancam keamanan egonya.
Seorang dikatakan sehat mental jika seorang tersebut tidak menderita kecemasan, depresi, atau bentuk bentuk simtomatologis, sedangkan pengetahuan, kesejahteraan psikologis, mengartikan kesehatan mental sebagai adanya sesuatu yang positif
sehat menurut froid -> apabila struktur id dalam diri manusia, lebih besar dari ego dan superego.
Kepribadian yang tidak sehat menurut froid adalah strukutur ego dalam diri manusia lebih besar dari id dan super ego
Diposting oleh Restu Aska di 10:56:00 AM 0 komentar
Minggu, 21 November 2010
faktor-faktor mempengaruhi pengambilan keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan remaja dipengaruhi selain untuk faktor-faktor dalam dirinya juga oleh faktor lain dari lingkungannya seperti kondisi sosial budaya atau sejarah-sejarah di masa lalu, keluarga, teman, status sosial, ekonomi dan politik yang dapat mempermudah atau mempersulit bagi remaja untuk mengambil suatu keputusan yang efektif adalah keputusan terbaik yang dapat diambil dalam situasi yang tenang. Individu tidak dapat mengambil keputusan kecuali jika individu mengetahui mengapa itu diambil (Allan, 1991).
Menurut Kemdal dan Montgomery (dalam Ranyard, dkk, 1997), ada beberapa faktor yang berperan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang, yaitu :
a.Preferences : Adanya keinginan, juga harapan, impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam keputusan yang akan dibuat nanti
b.Values : Seberapa besar nilai dari keputusan tersebut, dan hasil yang akan diperoleh
c.Beliefs : Hipotesis dan teori, misalnya mengetahui konsekuensi dari keputusan yang akan diambil
d.Emotions : Reaksi terhadap situasi, atau kehadiran orang lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Reaksi ini bisa berupa emosi positif (kebahagiaan, rasa cinta atau suka, dan harapan) atau bisa berupa emosi negatif (tidak bahagia, rasa benci atau tidak suka, rasa takut, perasaan malu atau bersalah, menyesal dan kebingungan)
e.Circumstances : Peristiwa eksternal, komponen-komponen lingkungan dan pengaruh dari orang lain, yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
f.Actions : Interaksi yang aktif dengan lingkungan dalam mencari dan mengumpulkan informasi, membuat rencana dan kemudian membuat keputusan
Diposting oleh Restu Aska di 9:15:00 AM 0 komentar
Perilaku Agresif pada Anak Jalanan
Seperti telah diketahui bahwa di kota-kota besar banyak hal yang negatif dan bentuk-bentuk agresi yang dilakukan anak jalanan. Anak yang selalu hidup dengan orang tua yang terbiasa menggunakan bahasa kekerasan (sering menampar, memukul, menganiaya karena kesalahan kecil) jika sudah melampaui batas toleransi anak, maka anak cenderung memilih keluar dari rumah dan hidup dijalanan. Hal-hal yang seperti ini yang dapat menimbulkan tingkat agresivitas yang tinggi pada anak jalanan karena dia merasa ditolak dan tersisihkan (Wahjana, 2001).
Salah satu penyebab agresi pada anak dapat ditimbulkan dari faktor kemiskinan, bila seorang anak dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresif mereka secara alami mengalami penguat (Condles dalam Badingah, 1993)
Diposting oleh Restu Aska di 9:00:00 AM 0 komentar
Selasa, 08 Juni 2010
Jenis-jenis Sistem Informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian (gambar 1) :
1. Transaction Processing Systems (TPS)
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.
2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)
OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing.
KWS mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
4. Decision Support Systems (DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
5. Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan
seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna.
6. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work Systems (CSCW)
Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
7. Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.
sumber : apr1l-si.comuf.com/PengatarSI.
Diposting oleh Restu Aska di 4:07:00 PM 0 komentar